GUNUNGKIDUL - // RiderNet.co // Kalurahan Natah, Kapanewon Nglipar, Gunungkidul dalam mengisi kekosongan jabatan Pamong Kamituwo pada hari Jum’at lalu (27/09/2024) sampai saat ini kian memanas pasalnya proses ujian menyisakan balada penuh intrik.
Pada waktu itu peserta ujian yaitu Yanuar Dias Karisna dengan nilai total 56,4 dan Siska Amelia Dewi adalah dengan nilai 37,6. Namun nilai dalam ujian tersebut menuai protes dari masyarakat Kalurahan Natah yang disinyalir banyak keganjilan.
Dilansir dari media media Kompasone.com, keganjilan ini disampaikan oleh peserta ujian yaitu Siska Amelia, ia menyampaikan bahwa dirinya berniat mengikuti ujian formasi Kamituwo karena terlebih dahulu Siska ditemui oleh Oknum SPY, yang merupakan Jagabaya Kalurahan Natah.
Sementara SPY berdahlih mengatakan diutus oleh Pak Lurah sebagai perantara supaya menawarkan bisa membantu untuk lolos menjadi Kamituwa, akan tetapi Siska dimintai uang terlebih dahulu sebesar Rp, 35.000.000 (tiga puluh lima juta).
Mengingat keterbatasan Siska, uang tersebut diberikan kepada SPY secara bertahap. Kemudian setelah Siska mengikuti ujian (tes), alhasil dirinya dinyatakan tidak lolos dengan dilema laptopnya troubel, setelah mencuat pemberitaan diberbagai media masa, SPY pada hari Selasa (01/10/2024) kemudian mengembalikan uang Siska.
SPY selaku Jagabaya Kalurahan Natah saat di konfirmasi media di ruang kerjanya menyampaikan, “Itu sudah saya kembalikan, saya pinjam kok itu, bukan ada kaitanya dengan proses pengisian, ” jelas Jagabaya.
“Dalam proses pengisian Perangkat Desa waktu itu saya hanya sebagai TPK, coba tanya sama Pak Lurah,” imbuh Jagabaya.
Sutris selaku orang tua perserta ujian yang gagal bernama Siska saat dikonfirmasi awak media pada hari Selasa (15/10/2024) menyampaikan,”Itu bukan pinjam ya Pak, itu menjanjikan, kalau dia pinjam sebegitu banyak dari mana saya dapat uang,” ucap Sutris.
Ditempat terpisah Panewu Nglipar, Sustiwi, STP., saat di konfirmasi media terkait kejadian tersebut ia menyampaikan, kalau mengenai desas desus ia baru mendengar kemarin, kalau ada ini, ada itu dan sebagainya, tapi persisnya dirinya kurang tau. Pada saat pembekalan sudah dirinya sampaikan agar sesuai aturan dan jangan ada permainan.
“Kemarin saya dapat surat tembusan dari masyarakat peduli Natah,” kata Panewu.
Surat itu, ditujukan ke Bamuskal, dan tembusanya ke Panewu dan Bupati,
“Kami berkoordinasi dengan Kabupaten dan Dinas Pemberdayaan dan Inspektorat, itu kewenangan meraka yang akan melakukan investigasi. kalau Panewu tidak berhak,” tukas Panewu.
Menanggapi pertanyaan media Kompasone.com via Whattsap, terkait adanya intrik permintaan uang oleh oknum, jika buktinya kuat tindakan apa yang akan dilakukan, Kriswantoro, Bidang Bina Administrasi dan Aparatur Pemerintahan Kalurahan (DPMKP2KB) menyampaikan, “Setahu saya akan ada pengawasan yang dilakukan oleh Irda. nanti hasilnya sebagai pertimbangan Bupati dalam memberikan jawaban atas usul pengangkatan Pamong oleh Lurah,” balasnya, Selasa (15/10/2024).
Sementara itu Inspektorat Daerah Kabupaten Gunungkidul saat di konfirmasi awak media Kompasone.com melalui Whattsap terkait pemanggilan para pihak Saptoyo menyampaikan, “Intinya Klarifikasi terhadap pihak-pihak terkait pengisian Perangkat Desa tersebut, karena adanya laporan dari masyarakat, ” ungkapnya.
Ia menambahkan, secara subtansi tentu kami tidak bisa bisa matur (menyampaikan), yang jelas akan komprehensif agar diperoleh simpulan yang komprehensif pula.
Warga Natah dengan inisial J berharap agar ada keadilan yang seadil – adilnya, ia menyampaikan, bahwa ini merupakan puncak kemarahan warga Natah yang selama ini diam, ia berharap agar ada proses yang tegak dan tegas.
(Redaksi)
Posting Komentar