Pembangunan Jalan Tol Jogja Bawen Warga Terkhusus Ahli Waris Meminta Makam Leluhurnya Segera Dipindahkan

 


SLEMAN, DIY - // RiderNet.co // Pembangunan jalan tol Jogja-Bawen adanya gugatan warga terkhusus ahli waris meminta makam leluhurnya segera dipindahkan. Sekitar 300 yang terletak dipemakaman Sijambu, gugatan tersebut dari warga dan ahli waris di Wilayah Padukuhan Bantulan, Kalurahan Margokaton, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, Rabu (21/08/2024).


Ahli waris salah satu makam yang belum dipindahkan Satrio (36) menambahkan, bahwa sampai saat ini pemerintah setempat belum memberikan keterangan yang pasti soal relokasinya atau hanya janji-jani belaka. Padahal terhadap penimbunannya sudah terjadi sekitar satu sampai 2 bulan yang lalu.


"Dari pemerintah enggak ada janji apa-apa cuma proses, kalau ditanya cuma proses-proses nunggu pihak keraton gitu. Meski beberapa hari kemarin kita minta dipertemukan dengan pihak tol, memang ketemu tapi enggak dikasih kepastian, cuma mereka saling lempar. Jadi proses terus bilangnya," kata Satrio.


Melihat timbunan yang semakin tinggi dengan jarak yang sangat dekat dengan makam, maka sejak 9 Agustus 2024, kemarin warga menyetop paksa proses pembangunan tol di sekitar makam.


"Untuk itu warga menutup proyek ini sementara dari 29 Agustus. Aktivitas dihentikan sementara oleh masyarakat cuma didaerah sekitar makam ini ya," pungkas Satrio.


Juru kunci Makam Sijambu, Warsono (78), mengatakan sampai saat ini makam tersebut masih berfungsi normal. 


"Jadi setiap ada warga setempat yang meninggal, masih buat pemakaman disini karena ya tadi itu belum ada lahan pengganti," kata Warsono.


Ia menyebut, ada dua makam leluhur yang diyakini oleh masyarakat sebagai makam pendiri Dusun Bantulan, tempat tinggal mereka.


“Ada Makam Ki Jambu dan Nyi Jambu. Itu yang dipercayai masyarakat sebagai cikal bakal wilayah ini,” ujar Warsono.


Oleh karena itu, bersama warga yang lain juga berharap agar proses relokasi makam  segera dilakukan sebelum proyek pembangunan tol dilanjutkan.


"Kami tidak menolak pembangunan, tapi kami minta makam segera dipindahkan, ini untuk menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan baik masyarakat maupun pihak tol," pungkas Warsono.


Diketahui, lahan makam tersebut yang memiliki luas 1300-1500 meter persegi merupakan milik kesultanan (Sultan Ground). Dan masih digunakan oleh warga setempat untuk proses pemakamannya. 


Sekitar 374 makam leluhur belum dipindahkan, sedangkan proses pengurukan proyek terus dilakukan pihak tol, warga khawatir jika sewaktu-waktu longsor menimbun makam tersebut.



(Redaksi)

Post a Comment

أحدث أقدم