YOGYAKARTA, DIY - // RiderNet.co // Mimpi seorang pemuda penyandang tuna netramenjadi seorang mahasiswa disalah satu kampus ternama telah berhasil. Pemuda bernama Ikhwan Khanafi, yang kini diterima sebagai mahasiswa baru UNY pada prodi Sastra Indonesia Fakultas Bahasa Seni dan Budaya melalui jalur seleksi mandiri talent scouting, Jumat (09/09/2024).
Menurut pemuda kelahiran Magelang 2 Agustus 2000 tersebut banyak difabel yang tidak diterima di universitas negeri karena kebutuhan khusus yang mereka miliki.
Kondisi itulah ditepis olehnya dan terbukti bisa lolos seleksi disalah satu perguruan Tinggi ternama ini.
“Justru ini memotivasi saya untuk berusaha lebih keras melanjutkan pendidikan ke jenjang universitas karena punya mimpi besar," kata Ikhwan.
Alasan lebih memilih prodi Sastra Indonesia karena sedari kecil, ia sangat menyukai karya sastra seperti puisi, cerita, dan novel. Sehingga, pilihannya ini tidak hanya untuk mengejar gelar akademik, namun juga untuk mengembangkan bakat dalam dunia sastra.
Dengan berbekal sertifikat kejuaraan bidang sastra maupun karya ilmiah yang dimilikinha, warga asal Ngaglik, Kalipucang, Grabag, Magelang tersebut memutuskan untuk mendaftar lewat jalur mandiri.
Ikhwan juga tergabung dalam Komunitas Yuk Menulis (KMY), ia mengaku ditempat itulah dirinta memperoleh banyak ilmu tentang kepenulisan. Bahkan sampai saat ini, ia juga telah menerbitkan dua buku antologi cerpen berjudul ‘Menuai Hikmah’ dan ‘Berkilau dalam Temaram’ di Goresan Pena.
Kemudian, salah satu cerpen yang ditulisnya dengan judul ‘Berkilau dalam Temaram’ mengisahkan pengalaman seorang difabel tunanetra yang bersekolah di sekolah biasa.
"Cerpen ini mengangkat betapa pentingnya inklusivitas atau sebuah pengakuan dan penghargaan atas eksistensi keberbedaan khususnya bagi para difabel. Meski merupakan orang berkebutuhan khusus tetap bisa melakukan kegiatan sehari-hari dan harus diperlakukan secara setara," ungkap Ikhwan.
Selain fokus pada bidang kepenulisan, alumni MAN 2 Sleman itu juga memiliki rencana lain selama di UNY, yaitu termasuk ingin masuk Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia (KMSI) dan UKM Al-Huda UNY.
“Jika masih diberikan kesempatan, saya ingin lanjut S2 karena cita-cita saya ingin menjadi guru. Saya ingin berbagi ilmu dan memotivasi orang lain bahwa kekurangan tidak menghambat untuk meraih pendidikan yang tinggi,” kata Ikhwan.
Sebagai Orang tua Ikhwan, Mudihanto dan Sujilah yang berprofesi sebagai petani bersyukur anaknya lolos UNY pada jalur mandiri talent scouting.
“Saya senang dan bangga karena seorang mahasiswa difabel tunanetra jarang dapat diterima di universitas negeri. Yang terpenting, dia (Ikhwan) bisa lebih berkembang dengan baik, kami sebagai orang tua akan terus mengarahkan dan memberikan support untuknya” tutur Mudihanto.
Kendati demikian, UNY menunjukkan komitmen yang kuat terhadap pengakuan dan penghargaan atas keberadaan dengan menerima mahasiswa disabilitas. Hal ini membuktikan bahwa pendidikan berkualitas bisa diakses oleh semua, serta merupakan langkah penting dalam menciptakan lingkungan belajar yang setara.
(Red/Hasan)
إرسال تعليق